Doa dan Hujan


DOA DAN HUJAN

1.    /Muharam/

Hujan pertama di bulan september,
Manis menghujam
Menibakan basah
Menyulam resah
...
Rinduku di balas hujan
Di sambutnya muharam
Rintiknya sukacita
...
(20 september 2017)

2.    Meng- Hujantober

Si hujantober
Tergelincir di awan
Dirundung petir

Mulai betah hujan
Akan banyak yang mapir
Si hujantober

Terhuyuh-huyuh
Hujan mengguyur
Doaku tak kan kabur.
(3 oktober 2017)

3.    Hujan

Sore redup, angin meniup
Lalu jantung ku tak henti berdegub
Lalu ku bilang saja,
Hai mendung..
Aku..
Hujan,
Padamu. (3 oktober 2017)

4.    Macet dan rindu

Ternyata rindu lebih menyebalkan daripada macet.
Kau pergi dengan senyummu yang ranum
Dan mata yang bertengger pada kacamata itu,
...
Kamulah penyebabnya.
(27 agustus 2017)

5.    Mari meramu

Tuhan mengerti soal siapa,
Apa dan bagaimana seharusna.
Biarkan kopi membunuh namamu..
Sedang aku meramu doa,
Pada gelasku.
(12 Agustus 2017)

6.    Sejak itu

Sejak itu, satu sajak ku.
Dengan tidak ada sangka.
Bagaimana tuhan membaca hatiku..
Dan aku tidak pernah menyangka
Bahwa kali ini
Tuhan tegah mengabulkan beberapa doaku.
(9 Agustus 2017)

7.     Hai KEPADA

Hai..
Kepada namanya yang kusebut dalam doa.
Kepada Tuhan maha pembolak-balik hati.
Kepada hujan yang membasahi tanah kerontang
Kepada daun yang jatuh terbawa angin,
Sampaikanlah maksud kepada.
(23 juni 2017)


8.   Doa kepada SANG
YANG SANG – YANG MAHA – YANG CIPTA
Seribu satu cara memberi makna
Yang di lihat tersirat, yang tak nampak tersirat
Yang disangka tersirat ternyata tersurat
Yang di sangka tersurat ternyata tersirat.

Mempelajari ssesuatu dari sebab musababnya
Mengetahui arti dari asbabun nuzulnya
Membaca mentari dari segala sumber cahaya
Sembari makna mengungkap maksudnya
Berdiamlah, dan menyatulah pada-NYA
Karena nafsu rupa-rupa warnanya
Sedang jiwa, murni adanya.
(6 maret 2017)

9.    Basah dan rindu

Selamat pagi basah
Baumu masih melekat pada tanah.
Apakah hujan turun semalaman?

Ya kalau aku suka basah,
Itu karena baunya yang khas,
Sejuk, dingin dan rindu.
(6 februari 2017)



10.                    Kepada SANG (2)

Kepada sang pemilik doa
Yang tidak pernah ku tahu bentuknya
Sore ku dijatuhi butiran-butiran air
Bukan sulap juga bukan sihir
Aku lalu teringat kepada laut dosa
Aku kalut terhadap angin

Dan sore lagi, hujan jatuh
Menebak nebak hati
Aku tahui sesuatu
Tuhan telah menegurku dan hujan tak mau berhenti
Di persinggahan yang sekejap aku teringat kacamatanya.
Ia pernah pula singgah
Sejuk, di rumah Allah
Kemudian seirama bunyi rerintikan hujan,
Aku selalu mendoakanmu.
(8 februari 2016)


11.                     Pengunjung surau senja
Pernahkah senja berbisik di telingamu ?
Perihal seorang bidadari yang mengagumi pria?
Di sepanjang menuju surau
Di sepanjang jalan tak berlampu..
Di sepanjang senja tak berliku

Langkahnya begitu teguh
Tak dinyana sampai jatuh,
Bidadari menatap
Seperti jatuhnya cahaya senja di kala malam datang.
Menyejukkan mata..
Meneduhkan jiwa..

Tak berkedip sang bidadari menatap
Lelaki muda di ujung surau senja
Menatap penuh harap
Jika bulan mampu bicara,
Ia pun kan berkata,
“sampaikan salamku padanya,
Wahai pria pengunjung surau senja”
(21 september 2015)


12.                     Semerdu DOA

Aku mengucapkan doa
Mereka mengamini
Sebab tiada lagi
Doa.. yang merdu semerdu puisi..
Maka pun,
Tiada puisi yang terkabul,
Melainkan sebuah doa.
(juni 2018)

13.                     Rinai doa

Hopla!
Mana ada rinai yang merdu,
Selain doa-doa yang ku hembuskan setiap hujan jatuh..
Ya begitu..
Hujan merinai,
Lalu hatiku memuai.
(juni 2018)

14.                     Kita adalah doa yang di kabul

Dan aku..
Adalah sebuah doa yang di kabul.
Mungkin juga kau.
Bahkan kita.
Tidak ada kegamangan untuk menyerukan
Doa-doa.

Bersujudlah,
Jangan latah.
Ini peringatan,
Kemudian doa-doa berterbangan.
(juli 2018)

15.                     Hujan doa

Setiap waktu, menunggui hujan jatuh.
Ya, menunggui hujan jatuh,
Sama bahagianya ketika menghujani doa
Ke pangkuan semesta.
Jangan lupa,
Siapkan doa..
Sebelum hujan tiba.
(juli 2018)

16.                     Kamu juga hujan

Kenikmatan senja,
Kenikmatan beraroma
Dan kala menikmati senja-NYA
Di garis-garis dahaga..

Hujan- NYA sudah bertandang,
Dan aku hanya tinggal
Menungguimu datang.
(juli 2018)

17.                      Hujan yang terkabul

Beruntungnya..
Begitu baik TUHAN..
Mengizinkan kita,
Untuk banyak-banyak meminta padanya..

Dan melalui hujan..
Pun doa begitu indah akan
Di kabulkan.
(juli 2018)

18.                    Mekar nya doa

Kini,
Hujan telah memekarkan bebungaan.
Lalu, membiarkan doa-doa semerbak
Di kelopaknya.

Selalu,
Karena hujan selalu tahu,
Telah terselubung renjana
Di setiap ujung sarinya.
(juli 2018)

19.                     Membuahkan Embun

Berkah,
Semalam hujan meng-IYA kan doaku.
Bulir-bulirnya mengalir,
Kemudian berbuah..
Dan menjadikannya Embun,
Pagi ini.
(juli 2018)


20.                    Renjana

Durjana,
Doaku menjadi renjana yang
Membelukar
Teronggok pada semak,
Karena hujan memberikan banyak
Kata-kata sukar.

Bejana,
Renjana tak dapat bejana
Daku berdoa,
Agar renjana tak berubah jadi bencana.
(juli-agustus 2018)

21.                     Puan dan tuan

Oh.. Puan
Menanti hujan..
Menepi di tegalan..
Menanti tuan.

Oh puan
Tak bertemu tuan,
Juga hujan.
Ia bertemu senja

Lalu mencerna bahasa rasa.
Lalui transjakarta
Berharap reksa.
(maret-juli-agustus 2018)

22.                    Puan dan tuan (2)

Puan menemui bunga jingga
Bertunas,
Bertumbuh
Menjadi mekar

Lalu  bunga jingga itu
Menerka-nerka
Berlulu-lala
Mencari bukit
Menuju benam.
(15 maret 2018)



23.                     Doa dini hari

Selamat pagi..
Selamat dini hari..
Semoga kau tak jengah, lalu pergi
Atas doaku yang terlampau pagi.
(juli 2018)

24.                    Ranting biru

Seteduh pagi ini
Biru langit dan rerantingan
Begitu serasi,
Sesejuk pagi ini.
Embun dan air..
Saling mengisi.
(juli 2018)

25.                    Rindu itu doa

Atas apa yang dinamakan rindu ?
Sampaikah doa ?

Air tuhan, baru saja turun..
Menyelamatkan doa-doa
Yang belum sempat tiba,
Di langit biru muda.
(juli 2018)

26.                    Dialog mendung.

Hai, mendung..
Mengapa kau begitu yakin pada hujan ?
“oh, ya sebab hujan menjanjikan banyak kebaikan.
Atas apa?
“atas keyakinanku pada tuhan/.
Memang, siapa lagi yang pantas aku percayai..
selain NYA?
Dan satu lagi,
Apa?
Doa yang syahdu.
(juli 2018)


27.                     Melaju dengan doa

Melajulah-ku
Melajulah dengan doa
Meski ia enggan berkata.
Serahkan pada semesta,
Biar moksa..
Pada surya ia berdansa.
(juli 2018)

28.                    Merayakan doa

Hai, kubilang
Hari ini hujan.
Mari kita rayakan..

Aku, dengan doaku
Kamu, dengan doamu.

Selamat menikmati aromanya.
Dan kau ku tebak,
Kau tengah menghirup aromanya.

Aroma tanah yang basah.
(juli 2018)


29.                    Rencana tak dikenal

Berbaik sangka saja
Tuhan punya rencana di balik jarak temu.
Tuhan, punya kisah di balik rindu yang belum padu.

Bentuklah pikirmu,
Jadi prasangka baik akan rencana NYA.
Sebab,
Mungkin ia cipta jarak guna menjagamu dari dosa.
(31 juli 2018)





30.    Terima kasih atas doa juga hujan.


Terima,
Terima aku sudah hujan.
Aku sudah terima doa.
Juga sudah terima rasa.

Kasih,
Aku sudah merasa kasih.
Merasa di kasih-i
Sudah .
Terima – kasih
Pada doa juga pada hujan.
Karena hujan juga doa
Aku belajar yakin
Atas keyakinan

Terima – kasih
Karena kesalahan memberikanku
Kekuatan.
Memberiku banyak pelajaran.
Sudah, ku terima.
Dan akan terus ku beri doa.
Untuk ku terima lagi kasih.
(02 agustus 2018)


















BIOGRAFI SINGKAT
 
 



                                                                     Perempuan kelahiran Lampung 29 september 1994, putri
                                                                     Jawa-Minang kelahiran Lampung. Menyukai seni sejak kecil.
                                                     Menulis puisi sejak sekolah dasar. Kesukaannya pada seni dan
                                                                     Sastra membuatnya tidak pernah lepas dari kegiatan-kegiatan
                                                                     Seni. Menyukai menulis, menyanyi, menggambar dan melukis.
                                                                                  Menjadi ketua dalam kelompok paduan suara saat SMA.
Mengikuti beberapa perlombaan menyanyi solo, sedikit penghargaan. Sarjana pendidikan agama islam di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Pernah tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa teater di Universitas Islam Jakarta, melakoni beberapa pentas dan naskah juga teatrikal. Pernah meraih juara menulis dan membaca puisi di korps HMI wati (KOHATI) dalam Himpunan Mahasiswa Islam se-Jakarta. Membacakan puisi berjudul Huruf karya penulis dan novelis “Pramoedya Ananta Toer” dalam pelantikan BAKORNAS LAPMI di gedung Dewan Pers pada april 2016. Aktif menulis blog sejak januari 2016 http://andinitunnisa.blogspot.com/2016/ . Dan mengahasilkan banyak puisi pada akun instagram resmi milik pribadi https://www.instagram.com/andinitunnisa/ .



                                                                                                             Jakarta, 2 Agustus 2018

                                                                                                             Penulis



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIAPA YANG BENAR DAN SIAPA YANG SALAH?

Basah dan teduh bagian 1